Quantcast
Channel: FP | Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Viewing all 279 articles
Browse latest View live

FAPERTA Kembangkan Jatikuwung sebagai Sentra Pepaya Cikita

$
0
0

Pengabdian masyarakat merupakan bagian integral tri dharma perguruan tinggi yang dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari dua dharma yang lain serta melibatkan segenap sivitas akademik: dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan serta alumni. Melalui pengabdian masyarakat, Fakultas Pertanian UNS hadir ditengah-tengah masyarakat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Seiring dengan perkembangan dunia teknologi yang begitu cepat, Fakultas Pertanian UNS telah menggandeng berbagai institusi untuk  berkolaborasi dalam pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sivitas akademika untuk berkarya bersama membangun masyarakat.

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-41 UNS, Fakultas Pertanian merancang pengabdian masyarakat di Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar dengan melibatkan Pemda Karanganyar, KOREM 074 Warastratama, PT Sinar Mas dan tidak ketinggalan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian UNS (KAFP UNS). Pengabdian dilaksanakan Sabtu, 8 April 2017 di area Laboratorium Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.

Dengan mengangkat tema “Optimalisasi Pemanfaatan Lahan di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar” Pengabdian dihadiri Camat Gondangrejo, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar, wakil dari KOREM 074 Warastratama, wakil dari PT. Sinar Mas serta Ketua Alumni FP UNS.  Pada pengabdian kepada masyarakat kali ini Fakultas Pertanian membagikan kepada masyarakat dan kelompok tani berupa bibit tanaman cabai dan pepaya varietas Cikita untuk dikembangkan dan dibudidayakan di lahan pekarangan dan kebun.

Camat Gondangrejo Budi Supriyono, SH dalam sambutannya sangat mengapresiasi langkah Fakultas Pertanian UNS membantu masyarakat di Jatikuwung untuk mengembangkan dan membudidayakan pepaya Cikita dan cabai. “Dengan mengadopsi konsep pembangunan Solo Baru, nantinya kawasan Gondangrejo akan dikembangkan menjadi Solo Anyar dengan ciri khas INTAN PARI nya Karanganyar yaitu pertanian dan pariwisata” demikian dikemukakan Camat Gondangrejo

“Dengan bantuan UNS khususnya Fakultas Pertanian konsep Solo Anyar diharapkan dapat terealisasi” lanjut Camat Gondangrejo.

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Karanganyar, Ir. Supramnaryo, MM mengharapkan agar  UNS tetap melakukkan pendampingan kepada petani dan masyarakat sehingga upaya budidaya pepaya cikita dan cabai di masyarakat Jatikuwung dapat berhasil. “Kedepannya diharaphan hasil dari komoditas pepaya Cikita mampu memasok kebutuhan masyarakat utamanya dapat memenuhi kebutuhan konsumsi hotel di Soloraya” demikian diungkapkan Supramnaryo.

Pada pengabdian kepada masyarakat tersebut secara simbolis diserahkan bantuan bibit tanaman pepaya Cikita dan cabai kepada masyarakat dan kelompok tani di Jatikuwung, Kecamatan Gobdangrejo. Kemudian dilanjutkan dengan penanaman pohon oleh Camat Gondangrejo, Kepala Dinas Pertanian, Dekan FP UNS serta tamu undangan lainnya, di area yang nantinya dikembangkan menjadi kawasan Agrowisata dan Arboretum.


Den Cokip, Paduan Cokelat dan Intip Karya Mahasiswa FP UNS

$
0
0

Bagi masyarakat Solo dan sekitarnya, intip sudah sangat dikenal sebagai salah satu jajanan khas Kota Bengawan. Intip adalah sebutan untuk kerak nasi dalam istilah Bahasa Jawa.

Camilan yang rasanya gurih dan renyah itu biasanya menjadi buruan wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh. Salah satu ciri khas intip, yakni taburan gula jawa cair di permukaan intip goreng atau taburan garam halus jika ingin rasanya asin.

Popularitas intip membuat seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bintang Rega, tertarik memadukan intip dengan cokelat. Hasilnya perpaduan keduanya memunculkan sensasi rasa tersendiri. Bintang menuturkan perpaduan antara cokelat dan intip tersebut merupakan inovasi yang ia ciptakan untuk memberi nilai lebih pada intip yang selama ini dikenal sebagai makanan tradisional asal Solo.

“Makanan intip ini disukai orang, tapi hanya kalangan tertentu. Biasanya orang-orang tua. Sedangkan dari kalangan anak muda, sangat jarang. Bahkan anak-anak muda lebih suka cokelat. Dari situlah saya punya ide untuk memadukan cokelat dan intip ini ” ungkap dia.

Meskipun orang tuanya memiliki usaha toko oleh-oleh yang cukup besar, Bintang tak ingin mengandalkan orang tuanya. Anak kedua dari tiga bersaudara ini rela menjual pelek motor kesayangannya untuk modal usahanya sendiri. “Modal awalnya dari jual pelek motor, kemudian saya pakai untuk memulai usaha cokelat intip ini,” bebernya.

Sejak dirintis mulai 2016 lalu, produksi cokelat intip Bintang saat ini telah mencapai 20 kilogram cokelat per bulan. Menurut mahasiswa Semester IV ini, bahan baku cokelat ia ambil dari seorang distributor di Jakarta, sedangkan intip diproduksi oleh produsen intip dari Wonogiri yang menjadi mitra sebuah toko oleh-oleh milik orang tuanya yang juga berlokasi di Kartasura.

Cokelat intip Bintang yang menggunakan nama Den Cokip, berasal dari kata Raden Cokelat Intip, dijual dalam beberapa varian rasa dan ukuran, seperti permen cokelat dengan kemasan toples dan chocolate bar, dan mini chocolate bar. “Antara lain ada rasa original, stroberi, dan mint,” terangnya.

Bisnis cokelat intip tersebut juga yang mengantar Bintang sebagai salah satu mahasiswa yang berhasil lolos seleksi sebagai penerima dana bantuan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2016 dari UNS.

Ketua Program Pelaksana PMW PPKwU LPPM UNS, Eddy Triharyanto, menerangkan, bisnis cokelat intip Bintang tersebut saat ini dalam proses pengajuan izin merek.

“Untuk Den Cokip ini sudah perizinan legal, izin merek sudah proses, mudah-mudahan jadi besar. Ini terobosan bagus mudah-mudahan ini menjadi pengusaha cokelat di negara kita,” kata Eddy.

Pihaknya juga berharap usaha mahasiswa binaannya akan lebih berkembang, tidak hanya cokelat intip tetapi juga lebih banyak lagi, sehingga mampu melengkapi pusat oleh-oleh cokelat dari Blitar, Bali , Jogja, Lampung, dan Jakarta.

 

 

Sumber : Septhia Riyanthie

UNS SERIUS KEMBANGKAN SENTRA PISANG DI JENAWI

$
0
0

Sabtu 6 Mei 2017, dalam rangka Dies Natalis UNS Ke 41, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret menyelenggarakan serangkaian kegiatan Pengembangan Sentra Pisang di Jenawi: “Pisang Bersemi di Jenawi Bersama UNS BISA”. Hal ini disampaikan Agung Wibowo, MSi selaku Ketua Tim Pengembangan Sentra Pisang di Jenawi.

Adapun rangkaian kegiatannya adalah penyuluhan budi daya tanaman pisang,  penangulangan hama dan penyakit pada  tanaman pisang, penyuluhan pengolahan pisang dan dilanjutkan penanaman pohon pisang di Kebun BPP Jenawi bersama mahasiswa, penyuluh, petani, tokoh masyarakat, dan jajaran Muspika  Jenawi. Menurut Agung, kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian program pengembangan sentra pisang di Jenawi sebagai wujud kerja sama antara UNS dengan Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang telah ditanda tangani MoA pada bulan Maret kemarin.

Acara di buka oleh Dekan FP UNS Prof. Bambang Pujiasmanto, dalam sambutannya menegaskan “bahwa pengembangan sentra pisang di Jenawi ini selain melibatkan seluruh program studi yang ada di FP juga tidak menutup kemungkinan dari luar FP dengan berbagai multidisiplin ilmu  untuk menangani dari hulu sampai hilir.” Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Prof. Hadi Wiyono menyampaikan masalah hama dan penyakit tanaman, Kepala Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karanganyar Budi Sutrisno, SP., MM serta Agung Wibowo, MSi memberi materi tentang aneka pengolahan pisang dan strategi membangun kemitraan.

User Prodi Diploma Tiga Agribisnis : Alumni Diploma Tiga Mempunyai Skill dan Sikap Mental Yang Baik

$
0
0

Fakultas Pertanian UNS menerima tim asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Kunjungan dilaksanakan dalam rangka melakukan visitasi reakreditasi Program Studi Diploma Tiga Agribisnis, Rabu – Kamis, 17 – 18 Mei 2017. Asesor dalam visitasi ini adalah Dr. Ir. Hanung Ismono, MP (Universitas Lampung) dan Dr. Ir. Heny KS Daryanto, M.Ec (Institut Pertanian Bogor).

Pada masa pemeringkatan sebelumnya Program studi Diploma Tiga Agribisnis Fakultas Pertanian UNS melalui penetapan SK BANPT No. 007/BAN-PT/Ak-XII/Dpl-III/V/2012 mendapatkan peringkat akreditasi A dan berlaku selama lima tahun, dan tahun 2017  perlu dilakukan reakreditasi.

Pentahapan penilaian instrument akreditasi suatu program studi sesuai dengan buku pedoman yang diterbitkan oleh BAN PT adalah dengan  asesmen kecukupan (desk evaluation) dan asesmen lapangan (visitasi). Penilaian instrument akreditasi ditujukan pada tingkat komitmen terhadap kapasitas dan efektivitas program studi yang dijabarkan menjadi 7 standar akreditasi yaitu :

  1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaiannya
    2. Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan dan penjaminan mutu
    3. Mahasiswa dan lulusan
    4. Sumber daya manusia
    5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik
    6. Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi
    7. Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama

Ketujuh Standar ini dituangkan dalam 3 Berkas Penilaian yang terdiri dari:
1. Laporan evaluasi-diri program studi
2. Borang akreditasi program studi
3. Borang akreditasi unit pengelola program studi

Hadir saat asesmen lapangan adalah dari beberapa alumni yang telah bekerja di beberapa perusahaan serta dari perusahaan atau badan usaha dimana para alumni menempuh karir (user)  serta mahasiswa. “Selama ini alumni program studi Diploma Tiga FP UNS memiliki kinerja dan sikap mental yang cukup baik, hanya dari institusi perlu memperbanyak training agar mampu menjembatani antara alumni dan dunia usaha (user)” demikian dikemukakan salah satu delegasi dari PT. Tri Jaya Lestari.

Hal senada juga dikemukakan oleh Ir. Mugihardjo dari PT. Tunas Agro Persada bahwa training bagi alumni sangat diperlukan agar alumni mampu beradaptasi dan menyesuakan diri dengan lingkungan kerjanya.

“Training yang dimaksud adalah dengan magang, pelatihan soft skill yang mampu memupuk rasa tanggungjawab dan kerjasama” demikian ditambahkan delegasi dari Tri Jaya Lestari.

Sidiq salah satu mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Agribisnis mengemukakan bahwa selama ini mahasiswa sudah membekali dirinya dengan meningkatkan kemampuan baik akademis maupun soft skill diantaranya dengan program magang mandiri yang dilakukan mahasiswa di beberapa perusahaan saat libur akademis.      

Wirausaha Muda Mandiri : Tampil Beda

$
0
0

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Fakultas Pertanian UNS, Rabu 24 Mei 2017 menyelenggarakan Talkshow dan Gelar Bisnis dengan mengangkat tema “Wirausahawan Muda Mandiri : Tampil Beda”. Hadir sebagai narasumber dalam talkshow tersebut adalah Alif Danan Fathir seorang pengusaha Ampyang dan sambel Pecel khas Jawa dari Karanganyar dan Rohmat Nur Cahyo seorang pengusaha muda di bidang jasa.

Dalam presentasinya Danan biasa dipanggil mengemukakan, bahwa bisnis yang digelutinya dimulai dari nol dan akhirnya bisa berkembang seperti sekarang ini. Dengan mempekerjakan karyawan delapan orang dia mengaku senang dan bersyukur bisa membantu orang lain memperoleh pekerjaan dan penghasilan. “Dalam berbisnis tidak hanya semata-mata mencari uang, namun keberkahan dari rejeki yang diterima itulah nilai rejeki yang sesungguhnya” demikian ditambahkan Danan yang juga sarjana jebolan Prodi Fisika FKIP UNS.

Narasumber selanjutnya adalah  Rohmat Nur Cahyo seorang pengusaha muda di bidang jasa. Disampaikan “Rio” begitu panggilan akrab Rohmat Nur Cahyo, bahwa jurus jitu seorang pengusaha muda antara lain harus mempunyai sikap yang mantap untuk menjadi sorang entrepreneurship dan memulai modal dengan kemampuan kita sendiri.

Disela-sela acara talkshow juga ditampilkan display dari aneka ragam bisnis yang ditekuni oleh mahasiswa prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) dari mulai aneka produk makanan sampai dengan produk fashion.

UNS hadirkan Penyuluh Pemerintah dan Perusahaan

$
0
0

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Fakultas Pertanian UNS, Jum’at, 26 Mei 2017  menyelenggarakan Kuliah Umum Penyuluhan Pertanian. Kuliah Umum menghadirkan narasumber dari unsur pemerintah Sumarno, SP dari  Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung dan dari dunia usaha Ir. Mugihardjo yang merupakan Direktur Produksi PT. Tunas Agro Persada.

 

Menurut Arip Wijianto, MSi selaku Ketua Panitia dalam kegiatan tersebut, Kuliah umum menghadirkan penyuluh dari pemerintah dan dari perusahaan harapannya agar para mahasiswa memiliki banyak pengalaman lapang terkait dunia penyuluhan.

Dalam kesempatan tersebut Sumarno, SP  yang juga merupakan penyuluh teladan tingkat propinsi Jawa Tengah Tahun 2013, menyampaikan peran strategis penyuluhan dalam membangun kedaulatan pangan dan swasembada pangan. Narasumber kedua Ir. Mugihardjo yang juga merupakan alumni Fakultas Pertanian UNS menyampaikan tentang peran penyuluh dari perusahan dalam mengawal swasembada pangan.

 

Menurut Agung Wibowo, MSi (kepala Program Studi PKP), acara kuliah umum penyuluhan dilakukan secara rutin dengan menghadirkan narasumber praktisi dari dunia usaha agar mengikuti perkembangan dari lapangan. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir.  Bambang Pujiasmanto, MS. Dalam sambutannya Dekan  menandaskan bahwa Fakultas Pertanian siap bekerja sama dengan dinas pertanian untuk melakukan pendampingan dalam transfer inovasi teknologi di petani maupun pengembangan kapasitas kelembagaan pertanian, “Kami memiliki dosen dan mahasiswa dari enam program studi yang siap mengawal program-program pemerintah” tandasnya.

Ikatan BEM Pertanian Se-Indonesia Bina Desa Pereng, Mojogedang

$
0
0

 

“Kabupaten Karanganyar dengan program industri, pertanian dan pariwisata (INTANPARI) telah mengembangkan 15 desa yang tersebar di 5 kecamatan diantaranya di Ngargoyoso, Tawangmangu, Karangpandan, Matesih dan Mojogedang menjadi kawasan sentra beras organik” demikian dikemukakan Wakil Bupati Karanganyar Rohadi Widodo, SP saat menghadiri seminar nasional “Peran Generasi Muda dalam Proses Revitalisasi Pertanian Indonesia” Rabu, 31 Mei 2017 di Kampus Fakultas Pertanian UNS.

 

Seminar Nasional ini merupakan kerjasama antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian UNS dengan Ikatan Badan Eksekutif Mahasiswa Pertanian Indonesia (IBEMPI). Seminar nasional merupakan satu dari serangkaian kegiatan yang dilakukan IBEMPI dengan tajuk Bina Desa Nasional 2017. Pada program Bina Desa Nasional  tahun 2017 Fakultas Pertanian UNS menjadi tuan rumah dan rangkaian kegiatan ini dihadiri oleh anggota IBEMPI dari seluruh Indonesia dan tidak kurang dari 25 perguruan tinggi pertanian hadir di UNS.  Desa Pereng, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar merupakan fokus lokasi dari rangkaian kegiatan Bina Desa Nasional IBEMPI  yang akan dilaksanakan 1 s/d 3 Juni 2017.

 

 

Program Bina Desa Nasional Ikatan Bem Pertanian Indonesia merupakan sebuah program yang dilakukan sebagai bentuk pengabdian, bentuk tanggung jawab sosial dan implementasi serta tindakan riil dalam menjalankan Tri-Dharma perguruan tinggi khususnya pengabdian. Bina desa merupakan salah satu bentuk dari pengembangan masyarakat dengan metode bottom-up yaitu masyarakat menjadi pelaku utama dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh desanya sendiri sedangkan mahasiswa hanya berfungsi sebagai fasilitator.

 

Seminar nasional dihadiri pembicara Ir. Andreas Gunapradangga (owner PT. Agrikencana Prakarsa); Ir. Siti Maesaroh, M.Si (Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Kab. Karangnayar); Prof. Dr. Ir. Suntoro, M.S. (Guru Besar Fakultas Pertanian UNS).

 

 

Dalam pemaparannya Ir. Andreas Gunapradangga mendorong mahasiswa agar mempunyai nilai lebih sehingga mahasiswa dapat “menjual dirinya” didunia kerja yang semakin kompetitif. Narasumber yang juga merupakan alumni program studi Ilmu Tanah Fak. Pertanian UNS memotivasi mahasiswa untuk menciptakan usaha sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

 

Pada kesempatan selanjutnya Prof. Suntoro menyampaikan bahwa “Sektor pertanian pada era sekarang ini tidak begitu dihargai, karena dianggap hanya sebagai penyedia pangan saja. Padahal pertanian selain sebagai penyedia pangan namun juga multi fungsi antara lain sebagai stabilitas lingkungan”.

 

“Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional pada tahun 1997/1998 yang lalu, sektor pertanian terbukti sebagai sektor yang paling bisa bertahan bila dibanding dengan sektor industri” demikian ditambahkan Prof. Suntoro yang juga merupakan Ketua Senat UNS.

FAPERTA Lepas Mahasiswa Asal Vietnam Peserta Program AIMS

$
0
0

 

Dekan Fakultas Pertanian UNS Prof. Dr. Bambang Pujiasmanto, MS, Rabu 21 Juni 2017 melepas tujuh mahasiswa asing peserta program AIMS. Ke-tujuh mahasiswa asing tersebut berasal dari Thai Nguyen University of Agriculture and Forestry Vietnam. Pelepasan dilaksanakan di UNS INN dengan dihadiri Para Wakil Dekan, Para Kepala Program Studi dan para Ketua Unit Penunjuang. Ke- tujuh mahasiswa asing asal Thai Nguyen University of Agriculture and Forestry Vietnam, selama satu semester dimulai Pebruari 2017   belajar di Program Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS.

 

AIMS Exchange Schoolarship Program adalah salah satu program pemerintah (DIKTI) yang bekerja sama dengan pemerintah negara-negara ASEAN dan Jepang untuk mengadakan program pertukaran mahasiswa.  Semula program ini bernama MIT (Malaysia-Indonesia-Thailand) dimulai sejak tahun 2011. Dan seiring dengan bertambahnya  universitas yang ikut bergabung dalam program ini sehingga program ini berubah nama menjadi AIMS (ASEAN International Mobility for Students).

Dalam sambutannya salah satu mahasiswa asing asal Thai Nguyen University of Agriculture and Forestry Vietnam mengungkapkan kekagumannya selama belajar dan tinggal di Kota Solo terutama aneka kuliner yang ada di kota solo  Dekan Fakultas Pertanian UNS menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada ke-tujuh mahasiswa asal  Thai Nguyen University of Agriculture and Forestry Vietnam, serta berpesan agar selalu menjaga hubungan yang baik antara Fakultas Pertanian UNS Thai Nguyen University of Agriculture and Forestry Vietnam yang selama ini telah terjalin. Dalam kesempatan tersebut dekan menyerahkan cinderamata kepada ke-tujuh mahasiswa asing tersebut.


FAPERTA Selenggarakan Silaturahim Tahunan

$
0
0

Rabu, 5 Juli 2017 atau bertepatan dengan  bulan Syawal 1438 H Fakultas Pertanian UNS menyelengarakan Silaturahim Tahunan yang dihadiri segenap sivitas akademika Fakultas Pertanian UNS terdiri dari Staf Pengajar, Tenaga Kependidikan, Mahasiswa, Dharma Wanita dan staf yang telah purnatugas.

Silaturahim diisi dengan kegiatan tausiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Eng. Ir. Syafi’i, MT (Dosen Fakultas Teknik UNS). Dalam tausiahnya Dr. Syafi’i menyampaikan beberapa indikator keberhasilan pelaksanaan puasa Ramadhan seseorang, antara lain :

  1. Keikhlasan, dengan puasa Ramadhan seseorang akan terdidik untuk ikhlas karena tanpa keikhlasan maka ibadah yang dilakukan tidak akan bernilai di sisi Allah SWT.
  2. Kejujuran, dengan puasa Ramadhan sesorang akan dilatih tentang kejujuran
  3. Kesabaran, Artinya seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah Allah SWT meskipun perintah itu berat, Q.S Al Baqarah ayat 153 : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
  4. Terwujudnya keshalihan sosial, Satu bulan penuh di Bulan Ramadhan, kaum muslimin melaksanakan puasa, suatu bentuk ritual keagamaan yang penting bagi pembentukan spiritualitas, moralitas dan solidaritas sosial.
  5. Terwujudnya keshalihan intelektual, Seseorang dikatakan telah meraih kesalehan intelektual manakala yang bersangkutan selalu menggunakan akal atau intektualnya untuk kepentingan kehidupan ini sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Intelektual bisa disalah gunakan untuk kerusakan. Orang yang merancang berbuat jahat, sehingga kehidupan menjadi kacau, demi kepentingan dirinya sendiri, golongan atau orang lain, maka yang bersangkutan tidak menggunakan akal atau intelektualnya secara saleh.

Pada kesempatan yang sama Dekan Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS menyampaikan apresiasi  kepada para tenaga pengajar yang telah menyelesaikan studi S3 baik dari dalam maupun luar negeri.

 

 

 

 

 

Prof. Samanhudi : Alumni Jangan Melupakan Almamater

$
0
0

Fakultas Pertanian UNS, Kamis 6 Juli 2017 menggelar pembekalan bagi alumni yang akan di wisuda pada 8 Juli 2017. Pembekalan dihadiri lebih dari empat puluh peserta  terdiri dari enam program studi S1  yang berada di Fakultas Pertanian UNS.

 

Wakil Dekan Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Samanhudi, SP, M.Si pada kesempatan tesebut mengharapkan agar para alumni nantinya setelah lulus agar tidak melupakan almamaternya dan beliau menekankan agar para alumni ikut bergabung dalam Keluarga Almuni Fakultas Pertanian UNS (KAF). Karena didalam organisasi yang mewadahi alumni tersebut banyak sekali manfaatnya antara lain banyak informasi mengenai peluang kerja dan para alumni dapat berbagi informasi dengan seniornya yang telah sukses dibidangya, demikian ditambahkan Prof. Samanhudi.

Pembekalan juga menghadirkan Becik Pambudi, SP alumni angkatan tahun 1994 yang telah malang melintang dan sukses berkarir di perusahaan pertanian nasional.   Dalam kesempatan tersebut Becik memberikan kiat-kiat kepada alumni bagaimana meraih kesuksesan dalam dunia karir.

 

 

FAPERTA Hadirkan Pakar Pertanian Korea Selatan

$
0
0

Kamis, 6 Juli 2017 Fakultas Pertanian UNS menghadirkan Prof. Yoon Seong Tak, PhD seorang pakar pertanian dari Bioresouce Science Dankook University Korea untuk memberikan kuliah umum dihadapan mahasiswa dan dosen fakultas pertanian.  Kuliah umum ini merupakan  salah satu implementasi dari beberapa keepakatan kerjasama  antara Fakultas Pertanian UNS dengan  Bioresouce Science Dankook University   yang telah mulai dirintis sejak tahun 2011 yang lalu.

 

Dengan mengangkat topik “Kondisi Pertanian di Korea Selatan” kuliah umum di hadiri mahasiswa dan dosen  Prodi Ilmu Tanah.  Dalam kesempatan tersebut Prof  Yoon menyampaikan  bahwa jumlah tenaga kerja di sektor pertanian di Korea mengalami penurunan yang begitu tajam. Pada tahun 1970 jumlah pekerja sektor pertanian sebesar 45,9 % sedangkan pada tahun 2015 tinggal 5,1 % dari total jumlah penduduk yang bekerja.

 

Sedangkan untuk keadaan tanah yang subur yang berpotensi untuk ditanami seluas 23 %  pada tahun 1970, sedang pada tahun 2015 hanya 16,8 % dari luas wilayah.  Demikian pula pada konsumsi pola makan terjadi perubahan yang awalnya masyarakat Korea mengkonsumsi nasi, sedangkan sekarang berubah mengkonsumsi buah, sayuran, daging dan susu, demikian ditambahkan Prof Yoon Seong Tak.   

FAPERTA Diskusikan Restorasi Lahan Gambut

$
0
0

Fakultas Pertanian UNS bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG)  serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan diskusi Iilmiah dengan mengangkat topik  “Percepatan Restorasi Gambut di Tingkat Tapak dan Penyiapan Program Generasi Muda Peduli Desa Gambut Sejahtera (GMPDGS) 2017”, Kamis – Jum’at 20 – 21 Juli 2017.

 

Sebagai narasumber hadir Ketua Kelompok Ahli Badan Restorasi Gambut Nasional  Prof. Dr. Azwar Maas, M.Sc dan Hanni Adiati, Staf Khusus Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.  Diskusi ilmiah dihadiri sejumlah dosen dan mahasiswa UNS yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di areal  gambut di wilayah nusantara.


Program Desa Peduli Gambut meliputi kegiatan fasilitasi pembentukan kawasan perdesaan, perencanaan tata ruang desa dan kawasan perdesaan, identifikasi dan resolusi konflik, pengakuan dan legalisasi hak dan akses, kelembagaan untuk pengelolaan hidrologi dan lahan, kerja sama antar desa, pemberdayaan ekonomi, penguatan pengetahuan lokal dan kesiapsiagaan masyarakat desa dalam menghadapi bencana kebakaran gambut. Pendekatan yang digunakan adalah merajut kerjasama antar desa yang ada dalam satu bentang alam Kesatuan Hidrologis Gambut. Pembentukan kawasan perdesaan gambut menjadi pintu masuk bagi perencanaan pengelolaan gambut oleh desa-desa tersebut.

 

Diskusi ilmiah dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D,  dalam sambutannya Prof. Suranto mengajak mahasiswa selain melaksanakan KKN di lahan gambut juga menindaklanjuti dengan penelitian “Alangkah lebih baik mahasiswa setelah melaksanakan KKN dilanjutkan dengan penelitian tugas akhir sehingga program pengelolaan lahan  gambut dan penyiapan generasi muda peduli desa gambut sejahtera dapat lebih terealisir dan bermanfaat”.

 

Sementara Prof. Azwar Maas dalam paparannya menyampaikan konsep restorasi lahan gambut “restorasi lahan gambut juga menyangkut bagaimana agar lahan gambut dapat menyimpan air di saat musim kemarau, dengan sistem seperti itu maka areal lahan gambut tetap dalam kondisi lembab karena persediaan air dapat diatur”.

 

“Sedangkan untuk pencegahan kebakaran lahan gambut antara lain dengan menjaga muka air tanah 0,4 M sehingga gambut permukaan tetap lembab dan tidak mudah terbakar. juga tersedianya sumber air di bagian hulu kubah kesatuan hidrologis gambut” demikian ditambahkan Prof. Azwar Maas.

 

Sedangkan Hanni Adiati Staf Khusus Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam paparannya menyoroti kebakaran hutan dan lahan ditinjau dari segi tata kelola dan perubahan iklim.  Hanni menegaskan  sesuai hasil rapat koordinasi nasional kebakaran hutan dan lahan yang dilaksanakan pada 18 Januari 2016  “bahwa kebijakan dasar untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan antara lain dengan moratorium sawit, restorasi lahan, penegakan hukum dan pengendalian perijinan”

FAPERTA Latih Tendik “Pribadi Yang Penuh Pesona”

$
0
0

Fakultas Pertanian UNS bekerjasama dengan PT. Jendela Nusantara  selama dua hari 29 – 30 Juli 2017 menyelenggarakan pelatihan softskill bagi tenaga kependidikan dan tim jaminan mutu Fakultas Pertanian UNS. Pelatihan Softskill dilaksanakan di Jepara dan pulau Panjang lepas pantai Jepara Jawa Tengah.

 

“Dengan mengangkat tema “The Magic of Charm”, pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pembekalan kepada tenaga kependidikan agar nantinya dapat diterapkan di lingkungan kerja dan memberikan efek kepada peningkatan mutu layanan” demikian diungkapkan Heni Prihutami, SH selaku Ketua panitia penyelenggara.

Sementara itu Narji Hidayat motivator dari PT. Jendela Nusantara memaparkan materi bagaimana agar sesorang dapat menciptakan pribadi yang dapat mempesona orang lain dan disegani banyak orang.  “Ada lima hal yang menyebabkan orang lain terpesona kepada diri kita yaitu : Penerimaan; Apresiasi; Persetujuan; Kekaguman; dan Perhatian”.

 

Lebih jauh dijabarkan oleh Narji bahwa :

  1. Aspek Penerimaan, semaksimal mungkin kita dapat menerima orang lain dengan apa adanya termasuk dalam berteman, lawan bicara, bertetangga dll.
  2. Aspek Apresiasi, dalam bergaul kita harus bisa menunjukkan sikap apresiasi dan menghargai orang lain. Dengan ucapan “terima kasih” kepada orang lain maka akan memberikan kesan yang baik dan menghargai.
  3. Aspek Persetujuan, dengan menjadi pendengar yang baik dan memberikan anggukan kepala kepada seseorang, maka hal ini akan memberikan sinyal bahwa kita memberi persetujuan kepada orang lain yang sedang berbicara dengan kita.
  4. Aspek Kekaguman, berikan rasa kekaguman diri anda kepada orang lain atas prestasi dan kemajuan yang telah dicapai.
  5. Aspek Perhatian, dengan memberikan perhatian kepada orang lain berarti anda sudah menghargainya.

“Bagi tenaga kependidikan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pelayanan kepada pemangku kepentingan, kadang dituntut untuk menjadi pendengar yang baik. Maka untuk menjadi pendengar yang baik maka ada beberapa hal yang harus dilakukan anatar lain :  berikan perhatian dan fokus kepada orang yang dilayani; bijak dalam mengambil jeda saat akan memberikan jawaban dan berusaha tidak menyela pembicaraan; memberikan umpan balik berupa pertanyaan, yang berarti diri kita memperhatikan dan mendengar dengan baik” demikian ditambahkan oleh Narji.

Mahasiswa FP UNS Raih Prestasi Penyaji Makalah Terbaik di Thailand

$
0
0

Delegasi dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret terdiri dari Adie Bayu Putra (AGT 2013), Amirahanin Nafi’ah (ITP 2013), dan Ismira Widihastuti (ITP 2016 transfer), 26 – 27 Juli 2017 mengikuti konferensi internasional bertajuk 5th Asian Academic Society International Conference (AASIC) yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Thailand (PERMITHA) di Khon Kaen University, Thailand.  Mereka bertiga  terpilih untuk mempresentasikan tulisan mereka yang berjudul “Mocaf, cornmeal, and jackbean flour as a functional food to reduce rice consumption in Indonesia”.

“ 5th AASIC merupakan agenda tahunan PERMITHA di mana tahun ini mengangkat tema Multidisciplinary Perspective of Local Wisdom: Past, Present, and Future of Asia. AASIC tahun ini dihadiri oleh 99 tim dari 20 perguruan tinggi dari 5 negara yang lolos seleksi dari total 209 pengirim abstrak dari seluruh dunia” demikian diungkapkan Amirahanin Nafi’ah.

Lebih lanjut Amirahanin menambahkan bahwa tulisan yang dipresentasikan delegasi FP UNS dilatarbelakangi oleh tingginya konsumsi beras yang tidak diimbangi dengan produksi beras yang memadai sehingga diperlukan pangan alternatif pendamping beras yaitu beras analog berbahan baku mocaf, tepung jagung dan koro pedang. Beras analog ini memiliki keunggulan sebagai pangan fungsional dengan indeks glisemik yang rendah dengan kualitas sensori yang masih dapat diterima oleh konsumen.

Amirahanin menyampaikan rasa bangga dan syukur atas terpilihnya sebagai  penyaji makalah terbaik dalam konferensi bertaraf internasional tersebut sekaligus mendapatkan penghargaan untuk bidang Food Technology and Engineering.

FAPERTA Selenggarakan Konferensi Internasional Lingkungan Hidup dan Pertanian Berkelanjutan

$
0
0

Selama dua hari 10 – 11 Agustus 2017 di Paragon Hotel Solo dilaksanakan Konferensi Internasional dengan mengangkat topik bahasan “The 4th Internasinal Conference On Sustainable Agriculture and Environment”. Konferensi internasional ini terselenggara hasil kolaborasi Fakultas Pertanian UNS, Selcuk University Turkey dan Warsawa University of Life Science Polandia.

 

Konferensi dihadiri Prof. Sarken Ates dari Dept of Animal Rageland Sciences, Oregon State University USA, dengan presentasinya yang bertajuk “Sustainable Development of Smallholder Crop-Livestok Farming in Developing Countries”; serta perwakilan dari Turkey dengan mengangkat topik “Investing into Turkey : Agricultural Outlook Investment Environment & Opportunities”; Dr. Abdul Basit Direktur Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia sebagai Pembicara Kunci dengan mengangkat permasalahan “Strategi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia”.

Prof. Mithat Direk dari Selcuk Unversity Turkey selaku steering committee dalam sambutannya mengungkapkan bahwa konferensi ini memiliki upaya untuk mengidentifikasi gagasan, praktik dan kebijakan yang membentuk konsep pertanian berkelanjutan. “Kami melakukan kegiatan ini karena dua alasan: 1) mengklarifikasi agenda penelitian dan prioritas tujuan kami, dan 2) menyarankan kepada langkah-langkah praktis lain yang mungkin sesuai bagi mereka dalam bergerak menuju pertanian berkelanjutan. Karena konsep pertanian berkelanjutan masih terus berkembang dan kami bermaksud menerbitkannya bukan sebagai pernyataan definitif atau final, namun sebagai undangan untuk melanjutkan dialog kita”.

 

Kebijakan baru diperlukan untuk secara simultan mempromosikan kesehatan lingkungan, profitabilitas ekonomi, dan keadilan sosial dan ekonomi. Misalnya, program dukungan komoditas dan harga dapat direstrukturisasi untuk memungkinkan petani menyadari manfaat penuh dari keuntungan produktivitas yang dimungkinkan melalui praktik alternatif. Kebijakan penelitian universitas pemerintah dan hibah tanah dapat dimodifikasi untuk menekankan pengembangan alternatif berkelanjutan”.

“Selain strategi untuk melestarikan sumber daya alam dan mengubah praktik produksi, pertanian berkelanjutan memerlukan komitmen terhadap perubahan kebijakan publik, institusi ekonomi, dan nilai-nilai sosial. Strategi untuk perubahan harus memperhitungkan hubungan yang kompleks, timbal balik dan selalu berubah antara produksi pertanian dan masyarakat luas” demikian ditambahkan Mithat Direk”.

 

Sementara itu Dr. Abdul Basit Direktur Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia sebagai Pembicara Kunci menyampaikan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah RI terkait dengan upaya strategi pertanian berkelanjutan di Indonesia.

 

“Arah kebijakan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan telah diupayakan oleh pemerintah dengan langkah antara lain : Menciptakan teknologi inovatif: bibit berkualitas baik, varietas unggul baru, pupuk dan mesin pertanian; Menciptakan teknologi inovatif untuk penggunaan lahan, mengurangi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim; Mengembangkan model kelembagaan dan pengembangan kebijakan, Transfer teknologi untuk meningkatkan daya saing produk di pasar domestik dan internasional; Menciptakan teknologi inovatif bio-energi berdasarkan sumber daya lokal yang terbarukan; Menciptakan teknologi inovatif untuk diversifikasi pangan berdasarkan keunggulan sumber daya lokal; Memberdayakan teknologi dan institusi inovatif untuk pengembangan industri pertanian.

Pemerintah juga telah mengimplementasikan program Food Smart Village di beberapa daerah. Food Smarth Village atau desa mandiri pangan  merupakan kawasan budidaya pertanian skala rumah tangga berbasis inovasi kemandirian pangan pada lahan sub optimal.

 

“Langkah yang telah diupayakan adalah dengan Optimalisasi sumber daya lahan dan air : Melalui pengelolaan air permukaan dan air tanah, peningkatan kesuburan tanah, dan modifikasi iklim mikro;  Diversifikasi makanan : Memperluas pilihan tanaman pangan berdasarkan zona agroekologi melalui pengembangan berbagai produk pangan; Sistem peternakan ternak terpadu : Makanan ternak berasal dari residu pertanian,  dan pupuk kandang untuk tanaman pangan. Limbah hewan menjadi input dalam biogas sebagai pupuk berkualitas tinggi “.


FAPERTA Motivasi Alumni Menjadi Entrepreneur Muda

$
0
0

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret bekerjasama dengan Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian RI, Jum’at – Sabtu,  18-19 Agustus 2017 menyelenggarakan “Bimbingan Teknis Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) melalui CF-SKR”.

 

Bimbingan teknis diikuti oleh alumni yang tergabung dalam 7 kelompok, dimana proposal mereka telah lolos seleksi dan berhak mendapatkan pendanaan serta pembimbingan dari pemerintah.  Hadir sebagai narasumber adalah Dr. Bambang Sudarmanto, S.Pt, MP, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pendidikan, Pusat Pendidikan Pertanian. Kementerian Pertanian RI, serta Muhammad Samsul Bahri, SP, owner “Gethuk Semar” Karanganyar.

Dalam kesempatan tersebut Dr. Bambang mengemukakan bahwa  program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) adalah program pemerintah untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat, ketrampilan dan jiwa kewirausahaan generasi muda dibidang pertanian khususnya mahasiswa dan alumni perguruan tinggi pertanian.

 

“Tujuan dari progam ini adalah untuk menumbuhkembangkan jiwa dan ketrampilan kewirausahaan dikalangan mahasiswa, siswa dan alumni; Mengembangkan peluang bisnis bagi alumni sehingga menjadi job-creator di bidang agribisnis; dan Meningkatkan kapasitas institusi perguruan tinggi pertanian dalam pendidikan kewirausahaan”.

Lebih jauh Bambang menjelaskan bahwa proses pendampingan kepada para peserta akan dilaksanakan selama tiga tahun, “Untuk tahun pertama peserta akan mendapatkan pembekalan dan penyusunan business plan. Tahun kedua peserta akan mendapatkan pendampingan berupa evaluasi kegiatan usaha, bimbingan teknis jaminan mutu produk, bimbingan perencanaan pengembangan usaha dan bimbingan jejaring modal usaha. Tahun ketiga adalah tahap pemandirian dimana peserta akan mendapatkan bimbingan pengembangan jejaring usaha, dan apresiasi”.

 

Narasumber yang lain Muhammad Samsul Bahri pemilik usaha “Gethuk Semar” yang juga alumni Fakultas Pertanian UNS angkatan 1989 memberikan penekanan yang berbeda kepada peserta. Dalam kesempatan tersebut Samsul lebih banyak  memberikan motivasi, tips dalam berbisnis dan bercerita succes story selama menggeluti dunia usaha.

 

“Untuk menjadi wirausahawan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan antara lain faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis antara lain harus punya produk yang hebat/ unggul artinya harus berbeda dari produk yang sudah ada di pasaran; Punya etos kerja yang tinggi/militan artinya tidak mudah menyerah dan berkinerja yang bagus; yang ketiga adalah faktor kali atau melipatgandakan penjualan.”

 

“Sedangkan faktor non teknis adalah obsesi dan motivasi untuk menjadi pengusaha yang besar serta faktor motivasi spiritual” demikian ditambahkan pengusaha yang outletnya sudah tersebar di banyak kota.

FAPERTA Gandeng Alumni, Bekali Mahasiswa Agar Sukses Di Dunia Kerja

$
0
0

Career Development Center (CDC) Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Jum’at 25 Agustus 2017 menggandeng alumni untuk memberikan pembekalan dunia kerja kepada mahasiswa dalam rangka peningkatan daya saing SDM di era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

Bentuk kegiatan pembekalan dunia kerja adalah dengan penyelenggaraan  seminar karir  yang menghadirkan narasumber alumni Fakultas Pertanian UNS yang telah sukses dibidangnya.

Kunto Adi. SP. MP, Ketua CDC Fakultas Pertanian UNS dalam sesi pembukaan mngemukakan bahwa seminar karir bagi mahasiswa merupakan agenda rutin CDC Fakutas Pertanian dengan harapan agar mahasiswa mempunyai wawasan serta bekal yang cukup sehingga siap terjun di dunia kerja.

 

“Dalam seminar karir periode I tahun 2017 ini, CDC menghadirkan tiga narasumber yang berbeda, dari unsur perbankan, jurnalis dan birokrat. Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat menggali lebih banyak informasi mengenai dunia kerja yang ada, “ demikian ditambahkan R. Kunto Adi.

Seminar karir menghadirkan narasumber Ir. Arif Budisusilo (Jurnalis dan Pemred Bisnis Indonesia),  Ir. Budi Suryono (Pimpinan BNI), Ir. Dyah Rilawati, M,Si (  Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sukoharjo).

 

Dalam pemaparannya Arif Budisusilo mengajak mahasiswa dan alumni Fakultas Pertanian UNS agar tidak berkecil hati dan tetap semangat, karena alumni Fakultas Pertanian dapat berkarir di banyak sektor dan bidang, termasuk dirinya yang sekarang menggeluti bidang jurnalistik.

 

“Alumni jangan pernah takut untuk berkarir di dunia kerja manapun, yang penting alumni harus bisa menunjukkan sikap profesional, integritas dan komitmen yang tinggi di bidang yang digelutinya” kata Arif.

 

Arif juga berbagi tips sukses dalam dunia kerja yaitu alumni harus mempunyai Hard Skill, Soft Skill (Perilaku, kebiasaan, integritas) , Interpersonal Skill, Communication skill, serta Mentality yang baik.

Sementara narasumber yang lain Budi Suryono dan Dyah Rilawati juga membagikan tips dan trik dalam memasuki dunia kerja serta berbagi pengalaman dalam menempuh karir masing-masing.

REKRUITMENT UPSUS HORTI 2017

$
0
0

REKRUITMENT

UPSUS HORTI 2017 kerjasama FP UNS dgan BP2SDM KEMENTAN

 

👨🌾Pendaftaran= 14-20 September 2017

 

👩🏼🌾Seleksi= 22 September 2017

 

👩🏻🌾Syarat= Mhs tingkat akhir atau

Alumni faperta (bisa alumni selain UNS) maksimal 10 tahun sejak lulus

 

Mengumpulkan berkas lamaran (ditujukan ke Panitia Seleksi Pendamping Upsus):

  1. Surat Lamaran
  2. FC Ijazah
  3. FC Transkip nilai

4. CV

5. FC KTP

6. FC Sertifikat (jika ada)

 

👨🌾 Wilayah Pendampingan=

1.Kab. Wonogiri

2.Kab. Karanganyar

3.Kab. Sragen

4.Kab. Pati

5.Kab. Rembang

 

👨🌾Waktu Pendampingan=

1 Oktober – 30 November 2017

 

#berkas diserahkan ke Mas Ali 🏛(ruang Kemahasiswaan FP UNS) atau Bapak Kunto

🏛 (ruang dosen prodi agribisnis gedung B FP UNS lantai 1)

☎CP. Bp Kunto FP UNS 081548662158

Rachmad Adi Riyanto, alumni Bidikmisi UNS lulus “ Distinction ” di Inggris

$
0
0

Rachmad Adi Riyanto, alumni program studi Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), Fakultas Pertanian (FP), Universitas Sebelas Maret (UNS) yang juga penerima bantuan pendidikan Bidikmisi angkatan 2010 berhasil menyelesaikan program strata 2 M.Sc Food Science and Nutrition di University of Leeds, Inggris dengan predikat “ Pass with Distinction ”. Predikat ini merupakan klasifikasi terbaik lulusan master di Britania Raya atau semacam Cumlaude untuk lulusan di Indonesia. Adi menjadi alumni Bidikmisi UNS pertama yang berhasil lulus S2 di Inggris dengan masa studi 1 tahun.

Penerima Beasiswa sejak SD hingga S2

Putra asli Temanggung, Jawa Tengah ini mengaku selalu mendapatkan beasiswa sejak tingkat SD hingga S2. Ketika sekolah SMK di SMK N 1 Temanggung, Adi mendapatkan pembebasan biaya SPP dari sekolah karena prestasinya yang baik namun berasal dari keluarga kurang mampu, begitu pula ketika S1, Adi merupakan penerima manfaat bantuan pendidikan Bidikmisi yang memang diperuntukkan bagi mahasiswa miskin berprestasi. Studi S2nya didukung penuh oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Adi lolos seleksi LPDP afirmasi melalui jalur alumni Bidikmisi berprestasi.

Kemiskinan Tidak jadi Penghalang

Walaupun terlahir dari keluarga kurang mampu, bahkan saat ini sudah berstatus sebagai seorang yatim piatu, Adi mampu membuktikan bahwa orang miskin juga bisa berprestasi. Saat studi S1 di UNS, founder Permadani Diksi Nasional ini pernah mewakili UNS dalam pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat nasional tahun 2013 dan terpilih menjadi salah satu finalis 15 besar tingkat nasional. Adi juga pernah menjuarai berbagai kompetisi tingkat nasional selama aktif menjadi mahasiswa. Adi lulus cumlaude sebagai wisudawan terbaik FP UNS dalam wisuda periode 135 tahun 2014 dengan IPK 3.81, hingga saat S2 dia berhasil lulus dengan predikat Pass with Distinction.

Aktivis Mahasiswa Berprestasi

Adi dikenal aktif berorganisasi sejak sebelum kuliah hingga saat dia kuliah S2 di Inggris. Adi tercatat pernah menjadi ketua 1 OSIS SMK N 1 Temanggung. Ketika S1 di UNS, Adi aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Kelompok Studi Ilmiah (KSI) FP UNS, Forum Ukhuwah dan Studi Islam (FUSI) FP UNS, International Association of Student in Agricultural and Related Sciences (IAAS) UNS, Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himaghita) FP UNS dan Studi Ilmiah Mahasiswa (SIM) UNS. Selain itu, Adi juga aktif sebagai badan perumus kemudian badan pengawas Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi (Permadani Diksi) Nasional. Saat menempuh studi S2 di Inggris, Adi dipercaya sebagai ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Leeds (PPI Leeds) dan aktif sebagai volunteer program Get Out Get Active yang dikelola oleh Leeds University Union. Walaupun aktif di banyak organisasi, Adi tetap mampu mempertahankan prestasi akademik dan non akademiknya.

Cita-cita menjadi Guru Besar

Ditanya mengenai rencana setelah selesai S2, Adi menjawab bercita-cita menjadi seorang Professor di bidang pangan. Dia berencana akan mendaftarkan diri sebagai dosen di suatu perguruan tinggi dan kemudian melanjutkan studi S3 pada 2 atau 3 tahun lagi di Inggris atau Belanda.  “Apabila kita memiliki prinsip bahwa semakin detail mimpi itu, maka akan semakin mudah untuk diwujudkan” demikian tambahkan Adi.

SemNas : Mau Dibawa Kemana Penyuluhan Pertanian Indonesia

$
0
0

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Fakultas Pertanian UNS, Rabu 20 September 2017 menyelenggarakan Seminar Nasional dengan Tema “Mau di Bawa Kemana Penyuluhan Pertanian Indonesia ?”. Sebagai narasumber adalah Dr. Ir. Momon Rusmono, MS, Kepala Badan PPSDM Kementerian Pertanian RI; Drs. H. Juliatmono, MM, Bupati Kabupaten Karanganyar; dan Dr. Sapja Anantanyu, SP, M.Si, Akademisi Fakultas Pertanian UNS.

 

“Bila mencermati permasalahan tentang penyuluhan pertanian di Indonesia adalah perlunya tindakan penguatan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan pemberdayaan peran penyuluh pertanian” demikian disampaikan Dr. Ir. Momom Rusmono, MS  Kepala Badan Penyuluhan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian RI.

 

Kelembagaan Balai Penyuluhan dan Pertanian di tingkat kecamatan dan desa dapat dijadikan sebagai simpul koordinasi diantaranya sebagai pusat pendidikan dan pelatihan , pusat data dan informasi, konsultasi agribisnis, dan sebagai pusat pengembangan kemitraan.

 

Penyuluh juga perlu mengembangkan kemitraan dan memperluas jaringan kerjasama dengan harapan agar harga gabah di tingkat petani tidak anjlok saat panen demikian ditambahkan Momon Rusmono.

 

Sementara Bupati Kabupaten Karanganyar Drs. Juliatmono, MM menyoroti tentang permasalahan tenaga penyuluh pertanian dari sisi yang lain. Bupati mengemukakan bahwa dalam upaya meningkatkan kapasitas BPP tidak terlepas dari aspek kesejahteraan tenaga penyuluh itu sendiri.

 

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian yang berstatus Tenaga Harian Lepas (THL), pemerintah Kabupaten  Karanganyar telah memperjuangkan para THL agar dapat diangkat menjadi PNS dan menggenapkan gaji para THL menjadi 12 bulan, karena selama ini para THL menerima gaji dari pemerintah pusat hanya 10 bulan dalam setahun.

 

Bupati juga mengupayakan bila ada anggaran cukup maka akan meningkatkan kesejahteraan para penyuluh dengan harapan agar kinerja para penyuluh lebih optimal.

 

Dr. Sapja Anantanyu, SP,MSi sebagai akademisi menyoroti penurunan kinerja penyuluhan di indonesia. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : Perbedaan persepsi antara pemerintah daerah dengan  pemerintah pusat tentang peranan penyuluhan pertanian, hal ini telah menyebabkan berbagai variasi penyuluhan di tingkat lokal serta kebijakan-kebijakannya; Perbedaan persepsi antara eksekutif dan legislatif yang kadang2 kurang pro terhadap arti penting dan peran penyuluhan;  Keterbatasan alokasi anggaran untuk kegiatan penyuluhan pertanian dari pemerintah daerah; Ketersediaan dan dukungan materi informasi sangat terbatas.

Viewing all 279 articles
Browse latest View live